Saturday, December 08, 2007

its not easy to be me...

It’s not easy…to be me…(superman-54fighting)

Menjalani dua tahun lebih kehidupan ku mengejar cita-cita menjadi seorang dokter gigi yang sukses telah memberi ku banyak hal untuk kupelajari…

Kadang terasa terlalu banyak (apa lagi kalau learning issue kelompok kami terlalu meluas)

Kadang terasa terlalu berat (terutama buku-bukunya, apalagi kalau lagi repot2nya praktikum prostho)

Tapi ternyata cukup menantang dan menyenangkan juga…(seperti waktu praktikum!!haha..)

Walaupun sempat merasa sedikit kecewa pada awalnya karena tidak masuk ke fakultas sebelah dan malah masuk ke gedung tua sempit ini, (yang banyak di underestimate orang2)…ternyata pada saat dijalani ada begitu banyak point yang harus seorang dokter gigi miliki, melebihi komunitas sebelah…

Mungkin aku bisa menyebutkan beberapa, karena beberapa yang lainnya tenggelam dalam kekurangan manusia, yaitu lupa. Mungkin beberapa orang akan setuju, mungkin yang lainnya akan menganggap ini mengada-ada…tak apa. Hal-hal ini memang ada kok, setidaknya di kehidupanku.

Menjadi seorang dokter gigi bukan hanya bermodalkan otak yang pintar. Yang ini pasti semua setuju. Keterampilan adalah syarat mutlak lainnya. Ada begitu banyak detail tentang kata ‘terampil’ ini, karena terampil bukanlah sebuah anugerah yang bisa didapatkan begitu kita lahir.

Ini masalah menjadi terampil, tentang sebuah proses bernama latihan, yang jelas sangat membutuhkan waktu, kegigihan, kehati-hatian, kepantangmenyerahan, kesabaran, ketelitian, ketelatenan, kerapian, dan pastinya kesempurnaan pada akhirnya. Semuanya mau tak mau harus kami miliki…untuk mengejar cita-cita ini.

Hal lainnya adalah seni. Pekerjaan ini sangat erat dengan keindahan. Terlihat jelas dari penampilan orang-orang yang mondar-mandir di gedung ini. Mulai dari mahasiswanya sampai para dokter gigi yang menjadi dosen disana. Bukan hanya keindahan dari luar saja, tapi juga yang ada di dalam diri kami, semacam jiwa seni…sense of dental, meminjam istilah seorang dosen prostho.

Seperti kejadian siang itu, di ruang diskusi kelompok kami, saat kulihat hampir semua anggota kelompok duduk dengan menyilangkan kaki kiri diatas kaki kanannya, yang katanya sih, menunjukkan bahwa otak kanan mereka yang lebih dominant. Yaps! Otak kanan, tempat sang dewa seni berada.

Lebih dari apa yang dulu kubayangkan. Menjadi dokter gigi yang berseni ternyata bukan hanya soal merapikan gigi (yang ternyata sama sekali tidak semudah itu) dan membuat restorasi yang estetis (jangan dikira yang ini juga mudah)....semua pekerjaan kami, harus estetis, karena mereka terlihat. Selain itu imajinasi yang luas bin kuat harus dimiliki, apalagi kalau sedang belajar ortho…dan radiologi….

please! masalah radiologi ini sama sekali bukan hanya soal hitam dan putih. Ada begitu banyak detil, yang jauh lebih detil daripada cara orang-orang sebelah melihatnya….

Belum lagi attitude yang jelas harus dimiliki dalam rangka berhubungan dengan pasien, dosen serta rekan sejawat. Berbicara tentang attitude, ini jelas bukan hal yang. CRING!!! Langsung ada pada diri seseorang.

Belum lagi masalah menghadapi pasien anak yang, hhh…cukup merepotkan, bagaimana cara drg ‘menjinakkan’ pasien kecil itu….psikologi anak, mutlak harus dipelajari! Blum lagi masalah psiko yang berhubungan dengan pasien lansia…yang ini jauh lebih merepotkan…
Dan skarang udah masuk blok ortho-prostho

Di Ortho n prostho pelajaran biomekanik yang agak kefisika-fisikaan (Oh God, aku pikir aku dah terbebas dari hal2 smacam itu) ternyata sangat dibutuhkan kekuatan otot tangan untuk membengkok-bengkokkan kawat yang ternyata tak semudah kelihatannya,,dan again…imajinasi….plus nalar…(kalo tang digerakin ke sini, kawatnya belok kmana yah??!)

Praktikum ortho malah kadang disebut anak2, praktikum berdarah…karena kejadian tangan berdarah tertusuk kawat sangat lah sering…hansaplast, wajib hukumnya…hehe

Blum lagi prostho,,,yang butuh amat sangat membutuhkan ‘dental sense’which is semacam jiwa seni tentang gigi,,,kerjaan di lab ini, ya ngebor2, ngecor, ngamplas2, ngukir2, moles2, ngaduk2 gips, kotor2an lah….kedengaran kayak kerjaan tukang…atau seniman??!! Hehe…lucu juga,, ga pernah tau ada kuliah yang praktikumnya udah kayak bikin prakarya seni bgini….tapi jauhh lebih stressfull n susssaaah!!!! But somehow menyenangkan kok….as long as kerjaan beres tepat waktu…

Masuk blok 10…ini adalah blok full prostho!! Praktikum 6 jam non-stop, 2 kali seminggu….cukup amat sangat melelahkan…capek fisik, cape hati, capek pikiran, semua jadi satu! Yang paling heboh di praktikum blok ini adalah semua hal yang berhubungan dengan wax n gips!!! Yup, that’s what my life all about kalo udah masuk ruang praktikum. Tangan kebakar-bakar lampu spiritus dikit, udah biasa….kena pisau Le Cron panas malah udah pernah…

Tiap keluar dari ruang praktikum, bisa dipastikan jas lab dekil (namanya berubah jadi jas lap) dan celana panjang item yang ku pakai udah berubah jadi ada corak putihnya gara-gara gips….atau ada noda-noda tetesan wax, atau banyak bubuk2 sisa nge-trim akrilik….
Yap! Akrilik adalah hal lain yang ikut mewarnai hari-hari praktikum….terutama aroma liquidnya yang astaghfirullah…..bisa bikin kepala pusing…bahkan beberapa jam setelah praktikum, waktu di rumah, pas lagi makan, baunya masih terngiang-ngiang…..

Dan lebih dari pada itu semua,, apalagi soal dental sense-dental sense an ini…yang paling butuh kesabaran, paling membosankan, paling merepotkan adalah soal susun-menyusun gigi! Apalagi buat gigi tiruan penuh….hhhh…..ditambah dosen cantik nan perfeksionis yang jadi supervisor ku di lab….Ya ampun dok, untung dokter cantik! Kalo nggak…nggak tau deh…

Nyusun gigi selesai (dengan penuh perjuangan), bukan berarti kerjaan selesai…masih ada gum cuffing, ngukir lagi…ngukir lagi….

Pokoknya yang penting disini adalah sabar, banyak berdoa, rajin ke dosen buat acc kerjaan (sampe dosennya bosen dan kasian trus akhirnya kerjaan ku dinilai juga), tenang (ini yang paling susah!) dan keterampilan (mutlak!!!)
Nggak segampang itu kan?!

01 December 2007, 7:57 PM

No comments: